Peron
Peron adalah sebuah landasan di stasiun tempat penumpang naik dan turun dari kereta api. Peron diciptakan agar penumpang lebih mudah untuk naik dan turun dari kereta api, mengingat tinggi lantai kereta api lebih tinggi dari tanah.
Stasiun-stasiun kecil hanya memiliki kurang lebih 2-3 peron dengan rata-rata tinggi lebih rendah dari lantai kereta api, seperti Stasiun Kemranjen, Banyumas, Stasiun Kretek, Brebes, dan Stasiun Ijo, Kebumen. Sementara stasiun besar memiliki sampai 12 peron dengan tinggi kurang lebih sama dengan lantai kereta api. Menurut aturan internasional, tinggi peron mengacu pada lantai kereta api paling tinggi (di Indonesia seharusnya mengacu pada tinggi lantai pada KRD Nippon Sharyo), agar peron juga bisa menampung kereta api dengan tinggi lantai lebih rendah.
Sistem pemberian nama pada peron tergantung pada negaranya masing-masing. Di Indonesia, penamaan peron menggunakan bilangan asli (dimulai dari 1, 2, 3, dst.), sementara di beberapa negara seperti Stasiun Uppsala, Swedia dan Stasiun Cardiff Central, Inggris, penamaan peron menggunakan bilangan cacah (dimulai dari 0, 1, 2, dst.). Di Stasiun Paris-Gare de Lyon, penamaan peron menggunakan huruf (A, B, C, dst.)
Berikut ini adalah beberapa jenis peron berdasarkan letak bangunan utama stasiun.
1. Peron Sisi
Peron sisi (side platform) merupakan peron yang paling umum ditemui di stasiun-stasiun. Karakteristik peron sisi yang paling mudah dikenali, yaitu peron berada di sisi kanan atau kiri rel. Peron sisi juga biasanya diterapkan pada stasiun kecil dengan jumlah hanya 1-2 sepur. Letak bangunan utama stasiun yang menggunakan peron sisi berada di sisi luar rel. Di Indonesia ada sangat banyak stasiun yang memiliki peron dengan jenis peron sisi, contohnya Stasiun Kramat, Jakarta dan Stasiun Arjawinangun, Cirebon.
2. Peron Pulau
Peron pulau (island platform) merupakan peron yang biasanya ditemui bersama dengan peron sisi di stasiun besar. Ciri-ciri peron pulau yang paling mudah dikenali, yaitu peron pulau diapit oleh dua rel atau lebih di sisi yang berlainan. Letak bangunan utama stasiun dengan peron pulau diapit oleh dua rel atau lebih. Di Indonesia, contoh peron pulau bisa ditemui di Stasiun Tugu, Yogyakarta dan Stasiun Alastuwa, Semarang.
3. Peron Teluk
Peron teluk (bay platform) adalah peron yang mengelilingi sebuah rel, dan biasanya dimiliki oleh stasiun terminus (stasiun paling ujung dari sebuah jalur). Letak bangunan utama stasiun dengan peron teluk berada tegak lurus dengan rel itu sendiri. Peron teluk juga biasanya dimiliki oleh stasiun besar. Contoh stasiun dengan peron teluk di Indonesia yaitu Stasiun Tanjung Priok, Jakarta dan Stasiun Jakartakota, Jakarta.
4. Peron Barang
Peron barang (dock platform) sebenarnya tidak jauh beda dengan peron teluk (peron yang mengelilingi rel), namun letak bangunan utama stasiun dengan peron barang sama seperti letak bangunan utama stasiun dengan peron sisi. Bedanya, stasiun dengan peron barang bisa juga disebut stasiun dengan peron sisi. Alasan mengapa disebut peron barang karena biasanya peron barang digunakan untuk membongkar muat barang. Di Indonesia, contoh stasiun dengan peron barang yaitu Stasiun Bogor, Bogor.
5. Peron Bertingkat
Peron bertingkat (split platform) hanya digunakan jika ada dua jalur yang bertemu (namun tidak setingkat; salah satu jalur berada di atas jalur yang lain) dan ada stasiun di pertemuan itu. Di Indonesia sendiri tidak banyak ditemukan stasiun dengan jenis peron yang sangat langka ini, begitu juga di luar negeri. Hanya ada satu stasiun di Indonesia yang menggunakan peron bertingkat, yaitu Stasiun Kampung Bandan, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar