Explore the amazing world of mechanical engineering.
Established 2010


Kamis, 13 Juni 2013

Rel

Struktur rel, penampang depan
Rel adalah tempat kereta api melaju. Rel juga merupakan pengendali arah kereta api, dan oleh karena itulah kereta api tidak memiliki setir. Rel dipasang sepasang di atas bantalan rel dan disatukan oleh penambat rel. Landasan paling bawah rel adalah batu kricak yang berguna untuk meredam getaran sehingga bogie tidak rusak. Satu kesatuan ini disebut sepur (track).

Rel di Indonesia, berdasarkan berat menurut standar UIC terbagi menjadi 7 jenis:
  1. R25
  2. R33
  3. R41
  4. R42
  5. R50
  6. R54
  7. R56
Perbandingan lebar sepur
 R25 berarti setiap 1 meter rel beratnya 25 kg, dan seterusnya. Tipe rel seperti ini bisa dilihat di badan rel sebelah dalam.
Sedangkan lebar sepur ada 16 jenis, dalam satuan milimeter:
  1. Fifteen-inch gauge (381 mm)
  2. Decauville gauge (600 mm)
  3. Bosnian gauge (760 mm)
  4. Imperial gauge (762 mm)
  5. Sweden gauge (891 mm)
  6. Three-foot gauge (914 mm)
  7. Metre gauge (1000 mm)
  8. Cape gauge (1067 mm)
  9. Scotch gauge (1372 mm)
  10. Standard gauge (1435 mm)
  11. Russian gauge (1520 mm)
  12. Irish gauge (1600 mm)
  13. Iberian gauge (1668 mm)
  14. Indian gauge (1676 mm)
  15. Brunel gauge (2140 mm)
  16. Breitspurbahn gauge (3000 mm)
Untuk bantalan rel, biasanya terbuat dari baja, kayu atau beton. Agar fleksibel, di jembatan biasanya menggunakan bantalan kayu, di sepur luar stasiun menggunkan bantalan beton, dan di stasiun menggunkan bantalan baja, agar kuat menahan beban yang berat dalam waktu lama.
Rel dibuat di pabrik dengan panjang kurang lebih 100 m. Namun, agar mudah dibawa biasanya rel dipotong menjadi hanya 25 m. Karena itu, di lapangan biasanya dilakukan penyambungan rel sampai dengan panjang yang diinginkan.
Cara penyambungan rel terbagi menjadi 3:
Thermite welding
Flash butt welding
Sambungan baut
  1. Flash Butt Welding, yaitu dengan cara mengalirkan listrik bertegangan tinggi ke rel sehingga rel menjadi panas dan meleleh, yang selanjutnya akan disatukan dengan rel yang lain. Cara ini sangat cepat, hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit per sambungan. Selain itu, sambungan sangat rapi sehingga guncangan tidak akan terasa sama sekali. Flash Butt Welding diterapkan di sepur Shinkansen di Jepang.
  2. Thermite welding, yaitu dengan cara mengelas sambungan rel dengan las termit. Bahan kimia ditempatkan diantara dua sambungan rel, yang selanjutnya akan melelehkan rel tersebut. Lalu rel akan segera disambung sehingga rel akan menyatu. Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit, dan guncangan hampir tidak terasa ketika kereta api lewat. Thermite welding sudah diterapkan di Indonesia.
  3. Sambungan baut, yaitu dengan cara menyatukan kedua sambungan rel dengan fishplate, biasanya menggunakan 4 baut. Baut ini dipasang selang seling. Jika kepala baut ada di dalam, maka baut selanjutnya akan dipasang di luar. Cara ini adalah cara paling populer di dunia. Namun guncangan akan terasa ketika kereta api lewat dan menghasilkan bunyi berderak.
Sumber: Track (Wikipedia)

0 komentar: